Begini ditel ceritanya...
Hari Kamis malam (22 Des) aku mulai merasa ga enak badan. Kota tempatku tinggal yang memang dingin, terasa lebih dingin malam itu. Aku mulai menggigil walaupun sudah memakai selimut tebal. Sayangnya, Mama & Papa sedang pelayanan keluar kota dan sampe jam 11 malam tak kunjung pulang. Tapii... Walaupun mereka ada di rumah, aku pun pasti tak mau merepotkan mereka dengan sakitku. Hmmm.. Lebih tepatnya, aku tak tau bagaimana cara untuk memberitahu mereka kalau aku sedang sakit. :s
Sekitar jam setengah 12 malam mereka tiba di rumah. Aku hanya bisa semakin mengeratkan pelukan di selimut tebal ku dan hanya bisa diam dan pura-pura tidur ketika Mama masuk ke dalam kamarku. Jam 12 malam, semua orang rumah tertidur, dan aku masih bergumul dengan sakitku yang semakin parah rasanya.
Jam 1 malam badanku makin panas diiringi dengan tulang-tulang badan yang terasa nyeri. Aahh. Aku tak suka dengan keadaanku malam itu. Aku mencoba menelpon kedua nomor kakakku. Dang! Tidak aktif!
Kutelpon juga sepupuku yang kebetulan sedang berlibur di rumah. Untungnya dia terbangun. Aku memintanya untuk membawakanku minyak angin dan air putih hangat dan juga untuk membangunkan Mama & Papa. Aku heran malam itu mereka tidur dengan kamar terkuncii. Tidak seperti biasanya. Jadi makin susahlah untuk membangunkan mereka. Akhirnya aku menelpon Mama & Papa, and still, mereka tidak terbangun. Sepupuku kembali tidur. Tinggallah aku sendiri yang masih bangun dan berusaha untuk melawan sakit nyeri di tulang-tulangku. Sekitar jam 2 aku pun semakin desperado. Aku mulai berteriak-teriak memanggil Mama ku dan terus menelpon Mama & Papa. 2 jam kemudian barulah usahaku berhasil. Ckckck. Sekitar jam 4 subuh, ketika ayam mulai berkokok, Mama & Papa akhirnya terbangun dan segera menuju ke kamarku. Disaat itu air mataku menetes, antara sedih tapi juga lega. :)
Mereka segera memberikan obat untuk ku minum, Paracetamol dan vitamin apa lah itu namanya. Setelah itu aku berusaha untuk tidur, ditemani oleh Mama. Dan setengah jam berikutnya aku pun, Puji Tuhan, bisa tertidur.
Jam 7 pagi aku terbangun dengan keadaan lebih segar, demamku turun, tapi bassaahh kuyup. :D Setelah berhasil mengeluarkan segala yang kotor dari tubuhku, aku merasa ada yang aneh dengan mulut dan tangan ku. Seperti agak bengkak dan gatal. Kemudian aku bisa melihat di cermin, bibirku luka dan wajahku bengkak dan tanganku pun muncul benjolan-benjolan yang sangat gatal. Tapi karna Mama & Papa masih tidur pulas, aku pun kembali tidur mengabaikan basah kuyup dan bengkak-bengkak di wajahku.
Jam 8 semua orang rumah terbangun, dan segera ku laporkan perkara bengkak-bengkak itu ke Mama dan Papa. Diagnosa kami, aku alergi obat. Mengingat pengalamanku waktu sakit gigi di jakarta setahun yg lalu, dan wakjahku bengkak-bengkak setelah minum obat Ponstan.
Jam 11 aku dibawa ke UGD RS Bethesda Tomohon untuk diperiksa. Dokter memberiku 4 jenis obat. Aku pun ditinggal di ruang istirahat di UGD dan Mama pergi mengambil obat. Selama hampir 1jam aku ditinggal tanpa selimut dan kembali kurasakan nyeri di tulang-tulangku karena kedinginan yang amat sangat. :s
Sesampainya di rumah aku segera diberi makan dan meminum obat-obat yang diberi dokter, kecuali obat batuk yg berupa sirup. FYI, aku memang anti obat, tapi aku paling anti obat sirup. :p
Panasku kembali meninggi dan nyeri di tulang ku makin terasa. Aku mencoba untuk istirahat, namun aku bisa merasakan tubuhku panas dan gatal, makin lama makin gatal rasanya. :s Semakin kuatlah diagnosa kami bahwa aku alergi obat. Sekitar jam 2 aku kembali dilarikan (benar2 dilarikan loh :D) ke RS. Masih terbayang di benakku, ketika bangun dari tempat tidur aku dipapah oleh Mama, dan aku sungguh merasa sangat pusing seperti tak sanggup berdiri, sempat kehilangan kesadaran beberapa detik, dan ketika sadar, aku sudah dipapah Mama dan juga kakakku.
Saat itu ketakutan menyerangku, karna sampai di mobil pun aku masih pusing dan langsung tergeletak tak berdaya.
Tiba di rumah sakit, terjadi peristiwa yg lucu. Ketika aku mencoba untuk masuk ke dalam ruang periksa aku melihat banyak orang disana, dan aku langsung kembali masuk ke dalam mobil karna merasa tidak pede dengan penampilanku yang sungguh tidak berperikemanusiaan. Wajahku sungguh tidak bisa dikenali lagi, mata hampir tidak bisa dibuka, pipi bengkak, bibir makin tebal, persis seperti korban-korban KDRT. (⌣́_⌣̀) Betapa yaahh. Sudah sakit, masih saja malu memikirkan penampilan. Hihihihihii. Tapi untungnya Mama berhasil merayuku untuk turun menemui dokter. Dokter pun langsung menganjurkan ku untuk di opname saja. Segera aku dimasukkan ke satu-satunya ruangan yang lumayan yang kosong. Hehehe. Di dalam nya sudah ada 1 pasien, seorang suster yang juga sedang sakit demam tinggi.
Dokter datang ditemani suster, memintaku untuk di suntik untuk mengobati bengkak di sekujur tubuhku, tapi aku segera mengatakan TIDAK dengan alasan takut obat yg disuntik itu akan memperparah alergiku. Padahal sejujurnya aku takut disuntik, aku takut jarum. *malumalu *ngetiksambilsembunyidalamselimut :$ :D
1 jam kemudian mereka datang kembali untuk mengambil darahku. Kali ini aku tidak bisa menolak karna itu demi pemeriksaan kondisi kesehatanku. Aku pun pasrah ketika jarum mulai ditusukkan di siku dalam tanganku. Bohong jika mereka bilang rasanya hanya seperti digigit semut. Sungguh itu gaya pembohongan oldschool. :s
Aku hanya bisa meremas tangan Mama ku dan menutup mata, tak berani melihat darahku memasuki suntik. Kejadian seperti terulang lagi malam hari. Aarrgghhh.
Sore menjelang malam, aku pun dengan terpaksa mengijinkan suster menyuntikkan obat anti alergi karna aku mulai tidak nyaman dengan rasa gatal di seluruh bagian tubuhku bahkan sampai di bagian kepala walau aku telah minum 2 kaleng susu Bear Brand.
Puji Tuhan, setelah makan malam aku semakin merasa sehat. Walau mataku masih bengkak dan ditubuhku masih banyak bercak2 merah seperti pola bunga (bisa dilihat di foto), aku sudah merasa sehat.
Sejam kemudian ketika dokter datang mengecek keadaanku, semua merah2 di badanku sudah hilang. Yyeaayy! ƪ(ˆ▽ˆ)ʃ Sungguh senang aku melihatnya. Aku semakin punya keyakinan, aku bisa pulang besok hari (alias hari ini), dan tidak perlu merayakan Natal di Rumah Sakit.
Dan akhirnya pun aku dipindahkan ke ruangan yg lebih nyaman, kamar untuk sendiri saja. :) Aku berharap bisa menikmati kamar ini cukup sehari saja. Pasti aku bisa diijinkan untuk pulang malam nanti.
Hhmmmm... Dan ternyata harapanku tak bisa terwujud. Dokter baru saja datang, dan dia mengatakan bahwa diriku diperbolehkan pulang besok pagi, tanggal 25 Desember 2011, alias tepat di Hari Natal (⌣́_⌣̀)
(˘̩̩̩.˘̩ƪ)
Yasudahlah. Apa boleh buat. Ikuti saja apa mau si Bapak Dokter. Toh itu untuk kebaikanku juga. :)
Aku hanya bisa berharap agar Tuhan memulihkanku secara total, supaya bisa merayakan dan menikmati hari kelahiranNya dengan sukacita penuh. O:)
Kamu yang lagi baca, tolong doakan aku agar semakin cepat sembuh yaahhh... ;)
Oh ya.. Sedikit share rahasia kecilku.
Aku memang pernah ingin merasa sakit dan dirawat rumah sakit. Yang penting sakitnya tidak terlalu parah. Dan yaaahhhh... Aku rasa sudah terkabul lah keinginan bodohku itu. Hihihihihi! :$ :$
Semoga ini yang terakhir! ;)
Sekian.